RESUME
PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR
“Pemanfaatan Sumber Belajar”
Oleh :
AYU LISARNI
1200785/2012
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK ANAK
USIA DINI
Peran guru
sebagai fasilitator dalam pelaksanaan pendidikan untuk anak usia dini harus
mampu memberikan kemudahan kepada anak untuk mempelajari berbagai hal yang
terdapat dalam lingkungannya.
Seperti
kita ketahui bahwa anak usia dini memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias
yang kuat terhadap segala sesuatu serta memliki sikap berpetualang serta minat
yang kuat untuk mengobservasi lingkungan. Ia memiliki sikap petualang yang
kuat. Pengenalan terhadap lingkungan di sekitarnya merupakan pengalaman yang
positif untuk mengmbangkan minat keilmuan anak usia dini.
Pada bab
ini akan dikaji beberapa hal yang berkaitan dengan pentingnya pemanfaatan
sumber belajar lingkungan untuk anak usia dini yang diawali dngan pembahasan
mengenai pengertian lingkungan itu sendiri, dilanjutkan dengan penjelasan
tentang nilai-nilai lingkungan, jenis lingkungan, teknik menggunakan lingkungan
dan prosedur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar untuk anak usia
dini.
1.
Pengertian
Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Sebagai makhluk hidup, anak selain
berinteraksi dengan orang atau manusia lain juga berinteraksi dengan sejumlah
makhluk hidup lainnya dan benda-benda mati. Makhluk hidup tersebut antara lain
adalah berbagai tumbuhan dan hewan, sedangkan benda-benda mati antara lain
udara, air, dan tanah. Manusia merupakan salah satu anggota di dalam lingkungan
hidup yang berperan penting dalam kelangsungan jalinan hubungan yang terdapat
dalam sistem tersebut.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
(KUBI) lingkungan diartikan sebgai bulatn yang melingkungi (melingkari).
Pengertian lainnya yaitu sekalian yang terlingkung di suatu daerah. Dalam kamus
Bahasa Inggris peristilahan lingkungan ini cukup beragam diantaranya ada
istilah circle, area, surroundings, sphere, domain, range, dan environment,
yang artinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada
di sekitar atau sekeliling.
Dalam literatur lain disebutkan
bahwa lingkungan itu merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan
makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup
lainnya. Lingkungan itu terdiri dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup),
abiotik (benda mati) dan budaya manusia.
2.
Nilai-Nilai
Lingkungan sebagai Sumber Belajar
Lingkungan yang ada di sekitar anak
merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian
proses dan hasil pendidikan yang berkualitas bagi anak usia dini.
a.
Lingkungan
menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari anak.
Jumlah sumber belajar yang tersedia di lingkungan ini
tidaklah terbatas, sekalipun pada umumnya tidak dirancang secara sengaja untuk
kepentingan pendidikan. Sumber belajar lingkungan ini akan semakin memperkaya
wawasan dan pengetahuan anak karena mereka belajar tidak terbatas oleh empat
dinding kelas. Selain itu kebenarannya lebih akurat, sebab anak dapat mengalami
secara langsung dan dapat mengoptimalkan potensi panca inderanya untuk
berkomunikasi dengan lingkungan tersebut.
b. Penggunaan lingkungan memungkinkan
terjadinya proses belajar yang lebih bermakna (meaningfull learning)
sebab anak dihadapkan dengan keadaan dan situasi yang sebenarnya. Hal ini akan
memenuhi prinsip kekonkritan dalam belajar sebagai salah satu prinsip
pendidikan anak usia dini.
c. Penggunaan lingkungan sebagai sumber
belajar akan mendorong pada penghayatan nilai-nilai atau aspek-aspek kehidupan
yang ada di lingkungannya. Kesadaran akan pentingnya lingkungan dalam kehidupan
bisa mulai ditanamkan pada anak sejak dini, sehingga setelah mereka dewasa
kesadaran tersebut bisa tetap terpelihara.
d. Penggunaan lingkungan dapat menarik
bagi anak
Kegiatan
belajar dimungkinkan akan lebih menarik bagi anak sebab lingkungan menyediakan
sumber belajar yang sangat beragam dan banyak pilihan. Kegemaran belajar sejak
usia dini merupakan modal dasar yang sangat diperlukan dalam rangka penyiapan
masyarakat belajar (learning societes) dan sumber daya manusia di masa
mendatang.
e. Pemanfaatan lingkungan menumbuhkan
aktivitas belajar anak (learning activities) yang lebih meningkat.
Penggunaan
cara atau metode yang bervariasi ini merupakan tuntutan dan kebutuhan yang
harus dipenuhi dalam pendidikan untuk anak usia dini.
Begitu
banyaknya nilai dan manfaat yang dapat diraih dari lingkungan sebagai sumber
belajar dalam pendidikan anak usia dini bahkan hampir semua tema kegiatan dapat
dipelajari dari lingkungan. Namun demikian diperlukan adanya kreativitas dan
jiwa inovatif dari para guru untuk dapat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajar.
Lingkungan
merupakan sumber belajar yang kaya dan menarik untuk anak-anak. Lingkungan mana
pun bisa menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak-anak.
Jika pada
saat belajar di kelas anak diperkenalkan oleh guru mengenai binatang, dengan
memanfaatkan lingkungan anak akan dapat memperoleh pengalaman yang lebih banyak
lagi. Dalam pemanfaatan lingkungan tersebut guru dapat membawa
kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan di dalam ruangan kelas ke alam
terbuka dalam hal ini lingkungan. Namun jika guru menceritakan kisah tersebut
di dalam ruangan kelas, nuansa yang terjadi di dalam kelas tidak akan sealamiah
seperti halnya jika guru mengajak anak untuk memanfaatkan lingkungan.
Memanfaatkan
lingkungan sekitar dengan membawa anak-anak untuk mengamati lingkungan akan
menambah keseimbangan dalam kegiatan belajar. Artinya belajr tidak hanya terjadi
di ruangan kelas namun juga di luar ruangan kelas dalam hal ini lingkungan
sebagai sumber belajar yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik,
keterampilan sosial, dan budaya, perkembangan emosional serta intelektual.
·
Perkembangan
Fisik
Lingkungan sangat berperan dalam
merangsang pertumbuhan fisik anak, untuk mengembangkan otot-ototnya. Anak
memiliki kesempatan yang alami untuk berlari-lari, melompat, berkejar-kejaran
dengan temannya dan menggerakkan tubuhnya dengna cara-cara yang tidak terbatas.
Kegiatan ini sangat alami dan sangat bermanfaat dalam mengembangkan aspek fisik
anak.
Dengan pemanfaatan lingkungan
sebagai sumber beajarnya, anak-anak menjadi tahu bagaimana tubuh mereka bekerja
dan merasakan bagaimana rasanya pada saat mereka memanjat pohon tertentu,
berayun-ayun, merangkak melalui sebuah terowongan atau berguling di dedaunan.
·
Perkembangan
aspek keterampilan sosial
Lingkungan secara alami mendorong
anak untuk berinteraksi dengan anak-anak yang lain bahkan dengan orang-orang
dewasa. Pada saat anak mengamati objek-objek tertentu yang ada di lingkungan
pasti dia ingin mencritakan hasil penemuannya dengan yang lain. Supaya
penemuannya diketahui oleh teman-temnannya anak tersebut mencoba mendekati anak
yang lain sehinga terjadilah proses interaksi/hubungan yang harmonis.
Anak-anak dapat membangun
kterampilan sosialnya ketika mereka membuat perjanjian dengan teman-temannya
untuk bergantian dalam menggunakan alat-alat tertentu pada saat mereka
memainkan objek-objek yang ada di lingkungan tertentu. Melalui kegiatan sepeti
ini anak berteman dan saling menikmati suasana yang santai dan menyenangkan.
·
Perkembangan
aspek emosi
Lingkungan pada umumnya memberikan
tantangan untuk dilalui oleh anak-anak. Pemanfaatannya akan memungkinkan anak
untuk mengembangkan rasa percaya diri yang positif. Misalnya bila anak diajak
ke sebuah taman yang terdapat beberapa pohon yang memungkinkan untuk mereka
panjat. Dengan memanjat pohon tersebut anak mengembangkan aspek keberaniannya
sebagai bagian dari pengembangan aspek emosinya.
Rasa percaya diri yang dimiliki oleh
anak terhadap dirinya sendiri dan orang lain dikembangkan melalui pengalaman
hidup yang nyata. Lingkungan sendiri menyediakan fasilitas bagi anak untuk
mendapatkan pengalaman hidup yang nyata.
·
Perkembangan
intelektual
Anak-anak belajar melalui interaksi
langsung dengan benda-benda atau ide-ide. Lingkungan menawarkan kepada guru
kesempatan untuk menguatkan kembali konsep-konsep seperti warna, angka, bentuk
dan ukuran.
Memanfaatkan lingkungan pada
dasarnya adalah menjelaskan konsep-konsep tertentu secara alami. Konsep warna
yang diketahui dan dipahami anak di dalam kelas tentunya akan semakin nyata
apabila guru mengarahkan anak-anak untuk melihat konsep warna secara nyata yang
ada pada lingkungan sekitar.
Demikian beberapa hal yang berkaitan
dengan dampak pemanfaatan lingkungan terhadap aspek-aspek perkembangan anak.
Namun guru juga harus memiliki pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan dalam
mengembangkan pembelajaran anak dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajarnya.
Adapun sumber belajar itu antara
lain :
-
Mengamati
apa yang menarik bagi anak
Biasanya anak serius jika menemukan sesuatu yang sangat
menarik baginya. Bila guru melihat hal ini berilah bimbingan kepada anak dengan
cara menayakan apa yang sedang diamatinya.
Manfaat yang bisa diambil dari kegiatan ini adalah anak
dapat mengmbangkan kemampuan intelektualnya dengan mengetahui berbagai benda
yang diamatinya. Selain itu juga anak akan dapat mengembangkan ketrampilan
sosialnya yaitu dengan mengembangkan kemampuannya dengan berinteraksi dengan
orang dewasa dalam hal ini guru.
Upaya guru dengan mengamati apa yang menarik bagi anak juga
akan dapat mengembangkan emosi anak misalnya pada saat anak mengungkapkan
hal-hal yang menarik baginya, dia menunjukkan ekspresi yang serius dan
pandangan mata yang tajam. Kemampuan berbahsa anak juga akan semakin meningkat
jika guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya mengungkapkan
berbahasa anak, kosa katanya akan berkembang.
-
Perhatikan
dan gunakan saat yang tepat untuk mengajar
Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar sebenarnya
memberikan berbagai alternatif pendekatan dalam membelajarkan anak. Hal
tersebut disebabkan alternatif dan pilihan sumber belajarnya sangat banyak.
Dengan memanfaatkan lingkungan kegiatan belajar akan lebih berpusat pada anak.
-
Tanyalah
anak dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka.
Memberikan pertanyaan kepada anak-anak mendorong mereka
untuk menjelaskan mengenai berbagai hal yang mereka alami dan mereka lihat.
Pertanyaan
yang bersifat terbuka akan memacu anak untuk mengungkap berbagai hal yang
diamatinya secara bebas sesuai dengan kemampuan berbahasanya.
-
Gunakan
kosa kata yang beragam untuk menjelaskan hal-hal baru.
Anak-anak terkadang mengalami kekurangan perbendaharaan kata
untuk menjelaskan apa yang mereka lihat. Keterbatasan kosa kata yang terjadi
pada anak harus dibantu oleh guru sehingga tahap demi tahap kemampuan berbahasa
dan perbendaharaan kosa katanya akan semakin meningkat.
-
Cobalah
berskap lebih ingin tahu.
Guru-guru tidak selamanya mengetahui jawaban-jawaban atas
peertanyaan anak-anak. Guru yang mengetahui berbagai hal akan menumbuhkan
keperecayaan anak kepadanya. Anak merasa memiliki orang yang dapat dijadikannya
tempat bertanya mengenai hal-hal yang tidak dapat mereka pecahkan. Anak akan
memiliki keyakinan yang tinggi kepada guru yang mau membantunya dalam segala
hal. Sebaliknya jika guru tidak mengetahui banyak hal akan menimbulkan
ketidakyakinan kepadanya karena setiap mereka menanyakn sesuatu anak tidak
mendapatkan jawaban yang jelas dan memuaskan.
3. Jenis-Jenis Lingkungan Sebagai
Sumber Belajar
Pada dasarnya semua jenis lingkungan
yang ada di sekitar anak dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan kegiatan
pendidikan untuk anak usia dini sepanjang relevan dengan komptensi dasar dan
hasil belajar yang bisa berupa lingkungan alam atau lingkungan fisik,
lingkungan sosial dan lingkungan budaya atau buatan.
a. Lingkungan alam
Lingkungan alam atau lingkungan fisik adalah segala sesuatu
yang sifatnya alamiah, seperti sumber daya alam (air, hutan, tanah,
batu-batuan), tumbuh-tumbuhan dan hewan (flora dan fauna), sungai, iklim, suhu,
dan sebagainya.
Lingkungan alam sifatnya relatif menetap, oleh karena itu
jenis lingkungan ini akan lebih mudah dikenal dan dipelajari oleh anak. Sesuai
dengan kemampuannya, anak dapat mengamati perubahan-perubahan yang terjadi dan
dialami dalam kehidupan sehari-hari, termasuk juga proses terjadinya.
Dengan mempelajari lingkungan alam ini diharapkan anak akan
lebih memahami gejala-gejala alam yang terjadi dalam kehidupannya sehari-hari,
lebih dari itu diharapkan juga dapat menumbuhkan kesadaran sejak awal untuk
mencintai alam, dan mungkin juga anak bisa turut berpartisipasi untuk menjaga
dan memelihara lingkungan alam.
b. Lingkungan sosial
Selain lingkungan alam sebagaimana telah diuraikan di atas
jenis lingkungan lain yang kaya akan informasi bagi anak usia dini yaitu
lingkungan sosial.
Hal-hal
yang bisa dipelajari oleh anak usia dini dalam kaitannya dengan pemanfaatan
lingkungan sosial sebagai sumber belajar ini misalnya:
o
mengenal
adat istiadat dan kebiasaan penduduk setempat di mana anak tinggal.
o
mengenal
jenis-jenis mata pencaharian penduduk di sektiar tempat tinggal dan sekolah.
o
Mengenal
organisasi-organisasi sosial yang ada di masyarakat sekitar tempat tinggal dan
sekolah.
o
Mengenal
kehidupan beragama yang dianut oleh penduduk sekitar tempat tinggal dan
sekolah.
o
Mengenal
kebudayaan termasuk kesenian yang ada di sekitar tempat tinggal dan sekolah.
o
Mengenal
struktur pemerntahan setempat seperti RT, RW, desa atau kelurahan dan
kecamatan.
Pemanfaatan
lingkungan sosial sebagai sumber belajar dalam kegiatan pendidikan untuk anak
usia dini sebaiknya dimulai dari lingkungan yang terkecil atau paling dekat
dengan anak.
c. Lingkungan budaya
Di samping lingkungan budaya dan lingkungan alam yang
sifatnya alami, ada juga yang disebut lingkungan budaya atau buatan yakni
lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan
tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Anak dapat mempelajari
lingkungan buatan dari berbagai aspek seperti prosesnya, pemanfaatannya,
fungsinya, pemeliharaannya, daya dukungnya, serta aspek lain yang berkenan
dengan pembangunan dan kepentingan manusia dan masyarakat pada umumnya.
Agar
penggunaan lingkungan ini efektif perlu disesuaikan dengan rencana kegiatan
atau program yang ada. Dengan begitu, maka lingkungan ini dapat memperkaya dan
memperjelas bahan ajar yang dipelajari dan bisa dijadikan sebagai laboratorium
belajar anak.
- Prosedur Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Apabila
kita menginginkan anak memperoleh hail belajar yang banyak dan bermakna dari
sumber beajr lingkungan, maka kita perlu membuatan persiapan ayang matang.
Tanpa persiapan belajar anak tidak akan terkendali dngan baik senhingga akan
berpengaruh terhadap terjadinya tujuan pendidikan yang diharapkan.
Perlu kita
ketahui bahwa ada tiga langkah prosedur yang bisa ditempuh dalam menggunakan
lingkungan sebagai sumber belajar untuk anak usia dini ini yaitu :
- langkah perencanaan
- langkah pelaksanaan
- langkah tindak lanjut (follow up)
- Langkah Perencanaan
Perencanaan
menempati bagian yang penting. Melalui perencanaan yang matang, yang disusun
secara sistematik, dalam pola pemikiran yang menyeluruh akan memberi landasan
yang kuat dalam melaksanakan kegiatanm-kegiatan pendidikan khususnya untuk anak
usia dini.
Guru
selaku pengelola kegiatan belajar harus mengetahui dan memahami tentang apa-apa
yang harus direncanakan.
0 komentar:
Posting Komentar