MAKALAH
PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN 1
(Kreativitas
Anak)
Disusun
Oleh :
AYU
LISARNI
1200785/2012
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK
USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Kreativitas Anak
1. Pengertian Kreativitas
Kreativitas adalah salah satu aspek
yang dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini. Kreativitas merupakan
kemampuan atau cara berfikir seseorang untuk menciptakan atau menghasilkan
sesuatu kombinasi yang baru, berbeda, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur
yang ada. Ada sebelumnya yang berupa suatu gagasan yang kreatif, ide, hasil
karya yang kreatif serta respon dari situasi yang tidak terduga atau tidak
muncul begitu saja..
Kreativitas sebagai proses mempunyai pengertian sebagai
berikut:
a.
Kreativitas
adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, apakah suatu gagasan
atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru (Hurlock .1978)
b.
Proses
kreatif sebagai “ munculnya dalam tindakan suatu produk baru yang tumbuh dari
keunikan individu di satu pihak, dan dari kejadian, orang-orang, dan keadaan
hidupnya dilain pihak” (Rogers, 1982).
c.
Kreativitas
adalah suatu proses upaya manusia atau bangsa untuk membangun dirinya dalam
berbagai aspek kehidupannya. Tujuan pembangunan diri itu ialah untuk menikmati
kualitas kehidupan yang semakin baik (Alvian, 1983).
d.
Kretaivitas
adalah suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas)
dan originalitas dalam berfiir (Utami Munandar, 1977).
e.
Guilford
(1986) menekankan perbedaan berfikir divergen ( disebut juga berfikir
kreatif) dan berfikir konvergen.
Berfikir
Divergen: bentuk pemikiran terbuka, yang menjajagi macam-macam kemungkinan
jawaban terhadap suatu persoalan atau masalah. Sedangkan Berfikir
Konvergen: sebaliknya berfokus pada tercapainya satu jawaban yang paling
tepat terhadap suatu persoalan atau masalah.
Usia dini adalah usia yang paling
kritis atau paling menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian
seseorang. Perolehan kesempatan untuk dapat mengoptimalkan tugas-tugas
perkembangan pada usia dini sangat menentukan keberhasilan perkembangan anak
selanjutnya. Setiap orang pada dasarnya memiliki bakat kreatif tanpa kecuali
walaupun setiap orang berbeda dalam macam bakat yang dimiliki serta derajat
atau tingkat dimilikinya bakat tersebut. Satu hal yang penting adalah bahwa
ditinjau dari segi pendidikan, bakat kreatif dapat ditingkatkan, dan karena itu
perlu dipupuk sejak dini.
Apabila bakat kreatif tersebut tidak dipupuk maka bakat
tersebut tidak akan berkembang, bahkan menjadi bakat terpendam, yang tidak
dapat diwujudkan.
Untuk memahami kreativitas pada
anak-anak, ada satu yang harus membedakan kreativitas dari kecerdasan dan
bakat. Ward (1974) menyatakan tentang kreativitas anak-anak dapat dibedakan
dari kemampuan kognitif. Studi-studi terakhir menunjukkan bahwa
komponen-komponen dari potensi kreatif dapat dibedakan dari kecerdasan (Moran,
1983). Istilah ”gifted” sering digunakan untuk menyatakan anak yang memiliki
kecerdasan tinggi. Wallach (1970) berpendapat bahwa ”kecerdasan dan kreativitas
tidak terikat satu sama lain, dan anak yang sangat kreatif bisa saja
kecerdasannya tidak tinggi”. Kreativitas tidak hanya di dalam musik, seni, atau
penulisan, tetapi juga di dalam ilmu pengetahuan, ilmu kemasyarakatan dan bidang-bidang
lain.
Untuk anak-anak, kreativitas
difokuskan pada proses: pembuatan gagasan-gagasan. Penerimaan orang dewasa dari
banyaknya gagasan-gagasan di dalam suasana yang tidak evaluatif akan membantu
anak-anak menghasilkan lebih banyak gagasan-gagasan atau bergerak ke langkah
yang berikutnya, evaluasi diri. Ketika anak-anak mengembangkan kemampuan untuk
evaluasi diri, mutu isu-isu dan pembuatan produk-produk menjadi lebih penting.
Penekanan pada usia ini adalah menjelajah kemampuan-kemampuan mereka untuk
menghasilkan dan mengevaluasi hipotesis, dan meninjau kembali gagasan mereka
yang didasarkan pada evaluasi. Evaluasi oleh yang lain dan ukuran-ukuran untuk
produk-produk dengan sebenarnya penting hanya digunakan anak remaja atau orang
dewasa yang lebih tua.
Menurut Selo Sumarjan, kretivitas
berasal dari kata to create yang artinya mengarang atau membuat sesuatu yang
berbeda bentuk, susunan, atau kaya dari yang lazim yang banyak dikenal orang.
Sedangkan menurut Elizabet Hurlock kreativitas adalah
a.
Sesuatu
yang baru itu harus bersifat berbeda, unik dan orisinal.
b.
Kemampuan
seseorang untuk menghasilkan komposisi produk atau gagasan.
2. Pentingnya atau perlunya pengembangan Kreativitas Anak sejak dini
Dr. Utami Munandar memberikan empat
alasan perlunya dikembangkan kreativitas pada anak yaitu:
a.
Berkreasi
anak dapat mewujudkan dirinya dan ini merupakan kebutuhan pokok manusia.
b.
Kreativitas
atau cara berpikir kreatif, dalam arti kemampuan untuk menemukan cara-cara baru
memecahkan suatu permasalahan.
c.
Bersibuk
diri secara kreatif tidak saja berguna tapi juga memberikan kepuasan pada
individu.
Hal
ini terlihat jelas pada anak-anak yang bermain balok-balok atau permainan
konstruktif lainnya. Mereka tanpa bosan menyusun bentuk-bentuk kombinasi baru
dengan alat permainannya sehingga seringkali lupa terhadap hal-hal lain.
d.
Kreativitaslah
yang memungkinkan manusia untuk meningkatkan kualitas dan taraf hidupnya.
Dengan kreativitas seseorang terdorong untuk membuat ide-ide, penemuan-penemuan
atau teknologi baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara
luas.
Menurut Friedirch bayi memang sudah
bisa mendengar, melihat, dan berpikir meskipun masih berada di dalam rahim ibu.
Oleh karena itu seorang ibu memberikan perlindungan psikologis kepada bayi.
Untuk mengembangkan kreativitas anak
sejak dini, aspek-aspek yang perlu diperhatikanantara lain :
·
Aspek
kemampuan kognitif, dimana anak dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya
secara divergen, yaitu kemampuan untuk memikirkan bebagai alternatif pemecahan
suatu masalah.
·
Aspek
pengindraan dimana anak dapat menemukan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau
dipikirkan oleh orang lain.
·
Aspek
kecerdasan emosi, berkaitan dengan kesabaran, keuletan, dan ketabahan dalam
menghadapi ketidak pastian dan berbagai masalah perkembangan kreativitas pada
diri anak.
Kreativitas
dikembangkan mulai dari sejak dini dengan berbagai alasan sebagai berikut :
·
Kreativitas
mendorong seseorang untuk bekerja keras dengan penuh semangat untuk mewujudkan
ide-ide atau gagasan yang telah dipikirkan agar menjadi suatu kenyataan yang
pasti.
·
Kreativitas
dapat memberikan kepuasan batin
·
Mendorong
sesorang seseorang agar tidak mudah menyerah dan tetap berjuang sasaran
tercapai.
3.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas
Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi kreativitas anak adalah sebagai berikut :
1.
Faktor
Lingkungan
a.
Rumah
Banyak sekali kondisi yang mempengaruhi perkembangan
kreativitas anak. Rumah yang akan dianggap sebagai lingkungan pertama yang
membangkitkan kemampuan alamiah anak untuk bersikap kreatif. Penting sekali
bagi orang tua untuk menyadari bahwa setiap anak memiliki kepribadian yang unik
atau berbeda satu sama lain.
b.
Sekolah
Sekolah banyak sekali memberikan penghargaan pada berpikir
dari pada berpikir divergen, dapat menghambat suatu kreativitas berpikir
anak.dengan berpikir secara holistis dan dapat memperkaya dan memberi makna
pada perkembangan kreativitasnya.
c.
Sosial
Kondisi masyarakat yang ada saat sekarang ini, sikap mereka
yang kurang mendukung sikap kreatif anak dan kurang memberikan penghargaan pada
usaha-usahakreativitas merupakan salah satu hal yang dapat menghambat munculnya
kreativitas.
2.
Faktor
Keuangan
Adapun latar belakang status ekonomi sosial tinggi cenderung
lebih kreatif dari pada yang berasal dari status ekonomi rendah karena mereka
mempunyai fasilitas yang dapat menunjang perkembangan kreativitas mereka. Dapat
menunjang perkembangan kreativitas berkaitan dengan metode pola asuh, dengan
pola asuh yang demokratis, anak mempunyai peluang untuk dapat mengekspresikan
diri, minat, dan aktivitas sendiri.
3.
Faktor
kurangnya waktu luang
Pada saat bermain, terlalu khawatir, terlalu mengawasi,
menuntut kepatuhan, terlalu banyak melontarkan kritik pada anak. Pola perilaku
yang mampu mendorong bakat kreatifnya.
Kreativitas
seseorang berkembang dipengaruhi oleh krusektor-faktor internal (diri sendiri)
dan eksternal (lingkungan). Faktor-faktor yang bersumber dari diri sendiri,
seperti kondisi kesehatan fisik, tingkat kecerdesan (IQ), dan kesehatan mental.
Sementara faktor lingkungan yang mendukung perkembangan
kreativitas yaitu:
a.
Orang
tua atau pendidik dapat menerima anak apa adanya, serta memberi kepercayaan
padanya bahwa pada dasarnya dia baik dan
mampu,
b.
Orang
tua atau guru bersikap empati kepada anak, dalam arti mereka memahami pikiran,
perasaan, dan perilaku anak,
c.
Orang
tua atau pendidik memberi kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan pendapatnya,
d.
Orang
tua atau pendidik memupuk sikap dan minat anak dengan berbagai kegiatan yang
positif, dan
e.
Orang
tua atau pendidik menyediakan sarana prasarana pendidikan yang memungkinkan
anak mengembangkan keterampilannya dalam membuat karya-karya yang
produktif-inovatif.
4. Ciri-ciri
kreativitas anak
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki anak antara lain :
a.
Memiliki
hasrat untuk mengubah hal-hal disekelilingnya menjadi lebih baik.
b.
Memiliki
kepekaan, yakni mereka cendrung lebih terbuka dan tanggap terhadap sesuatu.
c.
Memiliki
minat untuk menggali lebih dalam apa yang tampak di permukaan.
d.
Mempunyai
rasa ingin tahu yang sangat tinggi.
e.
Mendalam
dalam berpikir.
Dari kreativitas anak adapun Aktivitas
untuk meningkatkan kreatifitas anak usia dini
Selain lingkungan kreatif, anak juga
membutuhkan stimulus-stimulus lewat aktivitas yang bisa meningkatkan
kreativitasnya. Aktivitas ini bisa dilakukan dengan peralatan sederhana yang
ada di rumah/ sekolah, atau dengan persiapan yang lebih matang lagi.
Aktivitas-aktivitas yang bisa atau dapat dilakukan anak-anak, seperti :
·
Menggambar
dan melukis
Menggambar
dan melukis adalah salah satu aktivitas yang sangat disukai anak. Seorang anak
mulai menggambar dengan membuat lingkaran besar tanpa mengangkat krayon atau
pensilnya dari atas kertas. Dan kemudian berkembang dengan menggambar
garis dan titik hingga akhirnya mampu membuat gambar yang “mempunyai arti”.
Melukis dan menggambar membuat anak belajar koordinasi tangan-mata,
mengembangkan imajinasinya, dan menyalurkan emosinya. Selain itu
menggambar&melukis juga merupakan latihan yang baik dalam menghasilkan
tanda di kertas, sesuatu yang diperlukan anak ketika belajar menulis.
Untuk
mendukung aktivitas anak dalam melukis dan menggambar, orang tua dan guru dapat
melakukan beberapa hal di bawah ini:
a.
Menyiapkan
peralatan yang dibutuhkan. Seperti cat air/minyak, kuas, pensil, krayon, kertas
dll. jangan lupa, alat yang disiapkan harus aman untuk mereka.
b.
Biarkan
mereka menggambar yang mereka mau, jangan contohkan gambar pada anak.
c.
Beri
ruang untuk menggambar dan melukis. Jangan marahi anak jika ruangan menjadi
berantakan ketika menjadi studionya.
d.
Beri
pujian untuk semua gambarnya.
e.
Ajak
anak untuk bercerita tentang gambarnya.
f.
Buat
variasi aktivitas agar anak tak bosan, misalnya menggambar dengan jari, dengan
ditiup, cetakan dll.
g.
Setelah
melakukan aktivitas, ajak anak merapikan kembali peralatannya
·
Kerajinan
tangan
Kerajinan tangan melibatkan
aktifitas yang lebih rumit dari melukis Karena melibatkan beberapa aktifitas
seperti merencanakan, merangkai, merobek, memotong, dan merekat. Dari
aktifitas ini anak belajar merancang sesuatu, merangkaikan sesuatu,
mengembangkan imajinasinya, konsentrasi, dan menjalani proses. Kegiatan ini
juga akan membantu anak belajar mengelola emosinya.
Untuk mendukung aktivitas anak dalam
kerajinan tangan, orang tua dan guru dapat melakukan beberapa hal di bawah ini:
a.
Menyiapkan
peralatan yang dibutuhkan, seperti kertas warna, gunting, penggaris, lem dll.
Jangan lupa, alat yang disiapkan harus aman untuk mereka.
b.
Kondisikan
ruangan, jangan sampai anak-anak mengambil material dari barang-barang yang
bukan seharusnya. Misalnya : mengambil kain dari taplak meja bunda, atau
mengambil kertas dari berkas kerja ayah.
c.
Temani
mereka dalam melakukan aktivitas ini.
d.
Diawal,
kita harus memberikan contoh dalam beberapa aktivitas. Misal bagaimana
menggunting yang benar, merekatkan dll. Setelah itu kita bisa “melepas” mereka
melakukannya sendiri.
e.
Biasanya
anak akan menggunakan hasil kerajinan yang dibuat, puji hasilnya.
f.
Jika
ia memberikan hadiah itu ke kita, segera gunakan. Berikan ucapan terima kasih
dan pujian.
g.
Setelah
melakukan aktivitas, ajak anak merapikan kembali peralatannya
·
Musik
dan lagu
Anak sangat senag ataupun menyenangi
musik dengan mendengarkannya, bergerak mengikuti alunan musik, mengikuti lagu
dan memainkan alat musik sederhana (perkusi dll). Aktivitas ini termauk ketika
anak melakukan ketukan pada benda-benda di sekitarnya. Dari musik anak belajar
untuk menikmati musik sederhana dan mendengarkan, menyesuaikan pola bernapas
dengan suatu aktivitas, mengekspresikan emosi atau perasaan dengan musik,
memahami bahwa musik adalah aktivita sosial yang membuat kita merasa dekat dan
masuk kedalam kelompok social, memainkan perkusi membuat anak dalam kendali,
dan menghargai dan memberi tanggapan pada irama.
Untuk mendukung pengembangan
kreativitas anak lewat musik, orang tua dapat melakukan:
a.
Memperdengarkan
musik pada anak-anak sejak dini
b.
Biarkan
mereka tahu jika anda juga suka musik
c.
Mengetuk
jari di meja atau bertepuk tangan mengikuti irama lagu
d.
Jika
kita bisa bermain musik, ajak anak bermain bersama kita.
e.
Ajak
anak bernyanyi lagu-lagu dengan dengan irama sederhana, gerakan akan membantu
anak mengingat lagunya.
f.
Ajak
anak membuat alat musik sederhana dari daun,gelas, toples dan benda-benda lain
di rumah
·
Menari
Perdengarkan lagu pada anak, maka ia
akan bergerak mengikuti irama lagu. Anggukan kepala, badan yang meliuk ke kanan
dan ke kiri atau melompat merupakan ekspresi yang biasa muncul ketika anak
mendengarkan musik. Dengan menari, anak akan belajar menggunakan badannya untuk
mengintrepretasikan musik dan mengekspresikan dirinya,memikirkan berbagai jenis
musik berbeda, belajar bahwa musik terdiri not yang tinggi dan rendah,
mendengarkan dengan seksama dan memperhatikan rincian, mengenali irama, dan
bergerak serta bernapas siring dengan irama.
Orang tua dapat melakukan beberapa hal untuk mendorong
kreativitas anak dalam menari :
a.
Ajak anak menari bersama
b.
Biarkan anak mengekspresikan
tariannya, jangan komentari dengan komentar negatif.
c.
Ajak anak menari dengan lagu-lagu
yang berbeda-beda, dari rock hingga lagu yang “sendu”.
d.
Beri “alat musik” untuk anak mainkan
sambil menari
·
Bermain
peran
Selain imajinatif, anak adalah
peniru yang baik. Ia akan menirukan banyak hal yang ia lihat, dengar dan alami.
Tak heran, anak akan memerankan peran-peran tersebut ketika bermain.
Dengan imajinasi dan pengalamannya ia akan menciptakan dunianya sendiri.
Ia bisa bermain peran dengan menirukan pekerjaan orang dewasa (dokter, polisi,
dll), menirukan pengalamannya (liburan,sekolah dll), tokoh idolanya (superman,
batman dll) atau kejadian sehari-hari (memasak, mencuci dll). Biasanya anak
laki-laki akan bermain di dunia tradisionalnya seperti bermain mobil-mobilan,
sebagai pemadam kebakaran atau pembalap. Sedangkan anak perempuan sering
bermain dengan yang lebih “halus”, seperti menjadi ibu, guru, perawat atau
dokter.
Dari aktivitas ini, anak akan
belajar menuturkan cerita, memahami berbagai peran yang ada, memahami berbagai
konsep yang ada (misal tentang uang dll), mengatasi masalah emosinya, dan juga
mengajarkan anak untuk bekerjasama.
Dalam mengembangkan kreatifitas
dalam bermain peran, anak akan membutuhkan peran orang tua, seperti :
a.
Menyediakan
peralatan yang dibutuhkan, seperti boneka, mobil-mobilan atau kostum.
b.
Membantu
anak membuat peralatan bermainnya, misal membuat ninja dari sarung atau membuat
mahkota untuk tuan putri.
c.
Ikut
bermain, misalnya orang tua berperan menjadi murid ketika anak berperan sebagai
guru.
d.
Perkaya
pengetahuan anak, lewat cerita, video atau pengalaman lapangan
·
Bercerita
Bangsa kita adalah bangsa penutur,
kita terbiasa menuturkan sesuatu yang kita alami pada orang lain. Begitupun
anak-anak, mereka suka sekali bercerita tentang apapun. Apa yang mereka lihat,
rasakan, dengar dan alami akan mereka ceritakan. Dari aktivitas bercerita anak
akan belajar mendengar dan menyerap informasi, merangkai kata, belajar membuat
cerita dan menceritakannya, selain itu anak juga belajar mengekspresikan apa
yang ia rasakan dan yang ia inginkan.
Adapun yang dapat dilakukan orang tua
a.
Bercerita
pada anak. baik dongeng atau kejadian sehari-hari. Medianya bisa lewat buku,
album keluarga, boneka atau hanya cerita saja.
b.
Perkaya
cerita anak dengan buku, video dan pengalaman.
c.
Sediakan
media untuk anak bercerita. Bisa berbentuk mainan, boneka atau buku.
d.
Pancing
anak bercerita dengan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya bukan ya atau
tidak.
e.
Jangan
potong cerita anak
f.
Biarkan
anak mencampurkan imajinasinya dengan kejadian sebenarnya.
Cara orang tua untuk bercerita pada anak:
a.
Selektif
ketika memilih cerita!, banyak cerita yang tidak cocok untuk anak. Seperti
sangkuriang atau kancil pencuri.
b.
Ketika
bercerita, tempatkan anak dalam posisi “aman”. Seperti di pangkuan, pelukan
atau di sebelah anak.
c.
Ketika
melakukan “read aloud”, biarkan anak ikut “membaca” buku tersebut. Kita
membantunya dengan menunjuk bacaan.
d.
Perubahan
intonasi, ekspresi wajah dan suara akan membuat cerita semakin menarik.
e.
Penggunaan
media seperti boneka dan buku akan membuat anak lebih mudah mencerna cerita.
f.
Bahas
nilai-nilai yang ada dalam cerita
·
Percobaan
“ilmiah”
Anak-anak mungkin belum mampu
berpikir secara logis atau mengevaluasi sesuatu. Namun mereka telah memenuhi
standar sebagai seorang ilmuwan hebat, mereka adalah pengamat yang baik dan
mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Dari percobaan ilmiah, anak akan belajar
mengamati sesuatu dengan seksama, membedakan perbedan-perbedaan kecil,
mengklasifikasikan dan mengelompokkan. Percobaan ilmiah akan mengajarkan pada
anak untuk menyelidiki sebuah pertanyaan “mengapa” hingga menemukan jawabannya.
Untuk mengembangkan kreativitas anak
dalam percobaan ilmiah, orang tua dan guru dapat melakukan:
a.
Mulai
dari kejadian dan fenomena yang terdapat di sekitar anak. Misal serangga di
kebun atau air di gelas.
b.
Pastikan
peralatan yang digunakan aman untuk anak.
c.
Dorong
anak untuk menemukan jawaban dari pertanyaannya dengan menJawab pertanyaan anak
dengan pertanyaan kembali.
d.
Orang
tua dan guru harus punya banyak referensi untuk menjelaskan fenomena yang ada.
·
Bertualang
Anak-anak suka dengan sesuatu yang
baru. Bertualang keluar dari “zona amannya” merupakan pengalaman yang
menyenangkan bagi anak. Bertualang bisa dengan berkemah, jalan-jalan ke alam
atau hanya mengajak anak naik kereta atau bus. Dengan bertualang, anak akan
belajar memahami perbedaan, mengetahui dunia di sekitarnya, dan mengamati
sesuatu dengan seksama. Anak juga akan belajar untuk bertanya pada orang lain
dan mencari sumber-sumber informasi dari berbagai sumber.
Beberapa hal yang dapat dilakukan
orang tua dan guru dalam mengajak anak bertualang ialah;
a.
Rancang
petualangan agar seru dan menyenangkan. Membuat cerita akan membuat petualangan
lebih menyenangkan.
b.
Dorong
anak untuk bertanya dan berinteraksi dengan orang lain, misal bertanya pada
masinis kereta api.
c.
Ajak
anak mencari informasi dari sumber-sumber yang ada di sekitarnya, misalnya
rambu jalan atau gambar-gambar.
d.
Ajak
anak untuk mengamati fenomena yang terjadi selama petualangan.
e.
Ajak
anak untuk bercerita pengalamannya dalam bertualang.
·
Memasak
Selama ini, masyarakat beranggapan
bahwa memasak hanya untuk wanita. Selain itu masyarakat masih beranggapan bahwa
dapur adalah daerah berbahaya untuk anak-anak. Padahal memasak adalah salah
satu aktivitas yang menarik dan menyenangkan untuk mengembangkan kreativitas
anak. Aktivitas Memasak termasuk mengaduk, menakar bahan, membuat adonan,
hingga menghias dan menyajikan makanan. Memasak akan membuat anak belajar
berkreasi dengan makanan, mengikuti perintah sederhana, belajar mengukur dan
menakar, membantu orang lain, bekerjasama dengan orang lain, melakukan sebuah
proses,dan mengamati serta memperhatikan rincian. Memasak juga akan membuat
anak bangga akan hasil pekerjaannya.
Untuk mengembangkan kreativitas anak
dalam memasak, Orang tua dan guru dapat melakukan:
a.
Jelaskan
dulu proses yang akan dikerjakan.
b.
Jelaskan
apa yang boleh anak-anak kerjakan.
c.
Pastikan
anak-anak tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya seperti pisau tajam atau
panci panas.
d.
Perkaya
menu yang ada.
e.
Mulai
dari kegiatan sederhana, misalnya menyiapkan salad.
f.
Ajak
anak merapikan kembali barang-barang yang telah digunakan
·
Berkebun
Kebun, merupakan tempat favorit
untuk anak-anak. Di kebun anak bisa belajar, bermain dan melakukan hal-hal
kotor (bermain tanah, air dll). Berkebun juga bukan berarti sekolah atau rumah
harus mempunyai halaman yang luas, berkebun bisa dilakukan di pot di sudut
rumah. Dengan berkebun akan belajar mengamati dengan seksama, belajar
proses dan mencoba hal-hal baru.
Untuk mengembangkan kreativitas anak dengan berkebun, Orang
tua dan guru dapat melakukan:
a.
Biarkan
anak ketika kotor, namun jangan lupa untuk mengajaknya membersihkan diri
setelah aktivitasnya selesai.
b.
Ajak
anak mengamati proses yang ada, misal pertumbuhan tanaman.
c.
Ajak
anak mengamati apa yang terdapat di kebun. Misalnya tanaman apa saja, dan hewan
yang ada
d.
Beri
anak tanggung jawab dalam mengelola kebunnya.
Selain aktivitas-aktivitas diatas,
Masih banyak aktivitas lain yang bisa dilakukan untuk meningkatkan dan
mengembangkan kreativitas anak. Aktivitas-aktivitas yang telah disebut diatas
juga bisa saling melengkapi satu sama lain, tergantung pada kreasi orang
tua dan guru dalam mengembangkannya. Selain itu yang perlu diperhatrikan oleh
orang tua dan guru adalah membuat perencanaan aktivtas apa yang akan dilakukan untuk
mengembangkan kreatiivitas anak.
0 komentar:
Posting Komentar