Minggu, 14 Desember 2014

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN 1



MAKALAH
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN 1
(Kreativitas Anak)




 











Disusun Oleh :
AYU LISARNI
1200785/2012







PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013


BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kreativitas Anak

1. Pengertian Kreativitas
Kreativitas adalah salah satu aspek yang dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini. Kreativitas merupakan kemampuan atau cara berfikir seseorang untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu kombinasi yang baru, berbeda, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Ada sebelumnya yang berupa suatu gagasan yang kreatif, ide, hasil karya yang kreatif serta respon dari situasi yang tidak terduga atau tidak muncul begitu saja..
Kreativitas sebagai proses mempunyai pengertian sebagai berikut:
a.       Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, apakah suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru (Hurlock .1978)
b.      Proses kreatif sebagai “ munculnya dalam tindakan suatu produk baru yang tumbuh dari keunikan individu di satu pihak, dan dari kejadian, orang-orang, dan keadaan hidupnya dilain pihak” (Rogers, 1982).
c.       Kreativitas adalah suatu proses upaya manusia atau bangsa untuk membangun dirinya dalam berbagai aspek kehidupannya. Tujuan pembangunan diri itu ialah untuk menikmati kualitas kehidupan yang semakin baik (Alvian, 1983).
d.      Kretaivitas adalah suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan originalitas dalam berfiir (Utami Munandar, 1977).
e.       Guilford (1986) menekankan perbedaan berfikir divergen ( disebut juga berfikir  kreatif) dan berfikir konvergen.
Berfikir Divergen: bentuk pemikiran terbuka, yang menjajagi macam-macam kemungkinan jawaban terhadap suatu persoalan atau masalah. Sedangkan Berfikir Konvergen:  sebaliknya berfokus pada tercapainya satu jawaban yang paling tepat terhadap suatu persoalan atau masalah.
Usia dini adalah usia yang paling kritis atau paling menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian seseorang. Perolehan kesempatan untuk dapat mengoptimalkan tugas-tugas perkembangan pada usia dini sangat menentukan keberhasilan perkembangan anak selanjutnya. Setiap orang pada dasarnya memiliki bakat kreatif tanpa kecuali walaupun setiap orang berbeda dalam macam bakat yang dimiliki serta derajat atau tingkat dimilikinya bakat tersebut. Satu hal yang penting adalah bahwa ditinjau dari segi pendidikan, bakat kreatif dapat ditingkatkan, dan karena itu perlu dipupuk sejak dini.
Apabila bakat kreatif tersebut tidak dipupuk maka bakat tersebut tidak akan berkembang, bahkan menjadi bakat terpendam, yang tidak dapat diwujudkan.
Untuk memahami kreativitas pada anak-anak, ada satu yang harus membedakan kreativitas dari kecerdasan dan bakat. Ward (1974) menyatakan tentang kreativitas anak-anak dapat dibedakan dari kemampuan kognitif. Studi-studi terakhir menunjukkan bahwa komponen-komponen dari potensi kreatif dapat dibedakan dari kecerdasan (Moran, 1983). Istilah ”gifted” sering digunakan untuk menyatakan anak yang memiliki kecerdasan tinggi. Wallach (1970) berpendapat bahwa ”kecerdasan dan kreativitas tidak terikat satu sama lain, dan anak yang sangat kreatif bisa saja kecerdasannya tidak tinggi”. Kreativitas tidak hanya di dalam musik, seni, atau penulisan, tetapi juga di dalam ilmu pengetahuan, ilmu kemasyarakatan dan bidang-bidang lain.
Untuk anak-anak, kreativitas difokuskan pada proses: pembuatan gagasan-gagasan. Penerimaan orang dewasa dari banyaknya gagasan-gagasan di dalam suasana yang tidak evaluatif akan membantu anak-anak menghasilkan lebih banyak gagasan-gagasan atau bergerak ke langkah yang berikutnya, evaluasi diri. Ketika anak-anak mengembangkan kemampuan untuk evaluasi diri, mutu isu-isu dan pembuatan produk-produk menjadi lebih penting. Penekanan pada usia ini adalah menjelajah kemampuan-kemampuan mereka untuk menghasilkan dan mengevaluasi hipotesis, dan meninjau kembali gagasan mereka yang didasarkan pada evaluasi. Evaluasi oleh yang lain dan ukuran-ukuran untuk produk-produk dengan sebenarnya penting hanya digunakan anak remaja atau orang dewasa yang lebih tua.
Menurut Selo Sumarjan, kretivitas berasal dari kata to create yang artinya mengarang atau membuat sesuatu yang berbeda bentuk, susunan, atau kaya dari yang lazim yang banyak dikenal orang. Sedangkan menurut Elizabet Hurlock kreativitas adalah
a.       Sesuatu yang baru itu harus bersifat berbeda, unik dan orisinal.
b.      Kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi produk atau gagasan.

2. Pentingnya atau perlunya  pengembangan Kreativitas Anak sejak dini
Dr. Utami Munandar memberikan empat alasan perlunya dikembangkan kreativitas pada anak yaitu:
a.       Berkreasi anak dapat mewujudkan dirinya dan ini merupakan kebutuhan pokok manusia.
b.      Kreativitas atau cara berpikir kreatif, dalam arti kemampuan untuk menemukan cara-cara baru memecahkan suatu permasalahan.
c.       Bersibuk diri secara kreatif tidak saja berguna tapi juga memberikan kepuasan pada individu.
Hal ini terlihat jelas pada anak-anak yang bermain balok-balok atau permainan konstruktif lainnya. Mereka tanpa bosan menyusun bentuk-bentuk kombinasi baru dengan alat permainannya sehingga seringkali lupa terhadap hal-hal lain.
d.      Kreativitaslah yang memungkinkan manusia untuk meningkatkan kualitas dan taraf hidupnya. Dengan kreativitas seseorang terdorong untuk membuat ide-ide, penemuan-penemuan atau teknologi baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara luas.
Menurut Friedirch bayi memang sudah bisa mendengar, melihat, dan berpikir meskipun masih berada di dalam rahim ibu. Oleh karena itu seorang ibu memberikan perlindungan psikologis kepada bayi.
Untuk mengembangkan kreativitas anak sejak dini, aspek-aspek yang perlu diperhatikanantara lain :
·         Aspek kemampuan kognitif, dimana anak dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya secara divergen, yaitu kemampuan untuk memikirkan bebagai alternatif pemecahan suatu masalah.
·         Aspek pengindraan dimana anak dapat menemukan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau dipikirkan oleh orang lain.
·         Aspek kecerdasan emosi, berkaitan dengan kesabaran, keuletan, dan ketabahan dalam menghadapi ketidak pastian dan berbagai masalah perkembangan kreativitas pada diri anak.
Kreativitas dikembangkan mulai dari sejak dini dengan berbagai alasan sebagai berikut :
·         Kreativitas mendorong seseorang untuk bekerja keras dengan penuh semangat untuk mewujudkan ide-ide atau gagasan yang telah dipikirkan agar menjadi suatu kenyataan yang pasti.
·         Kreativitas dapat memberikan kepuasan batin
·         Mendorong sesorang seseorang agar tidak mudah menyerah dan tetap berjuang sasaran tercapai.
  



3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas anak adalah sebagai berikut :
1.      Faktor Lingkungan
a.       Rumah
Banyak sekali kondisi yang mempengaruhi perkembangan kreativitas anak. Rumah yang akan dianggap sebagai lingkungan pertama yang membangkitkan kemampuan alamiah anak untuk bersikap kreatif. Penting sekali bagi orang tua untuk menyadari bahwa setiap anak memiliki kepribadian yang unik atau berbeda satu sama lain.
b.      Sekolah
Sekolah banyak sekali memberikan penghargaan pada berpikir dari pada berpikir divergen, dapat menghambat suatu kreativitas berpikir anak.dengan berpikir secara holistis dan dapat memperkaya dan memberi makna pada perkembangan kreativitasnya.
c.       Sosial
Kondisi masyarakat yang ada saat sekarang ini, sikap mereka yang kurang mendukung sikap kreatif anak dan kurang memberikan penghargaan pada usaha-usahakreativitas merupakan salah satu hal yang dapat menghambat munculnya kreativitas.
2.      Faktor Keuangan
Adapun latar belakang status ekonomi sosial tinggi cenderung lebih kreatif dari pada yang berasal dari status ekonomi rendah karena mereka mempunyai fasilitas yang dapat menunjang perkembangan kreativitas mereka. Dapat menunjang perkembangan kreativitas berkaitan dengan metode pola asuh, dengan pola asuh yang demokratis, anak mempunyai peluang untuk dapat mengekspresikan diri, minat, dan aktivitas sendiri.
3.      Faktor kurangnya waktu luang
Pada saat bermain, terlalu khawatir, terlalu mengawasi, menuntut kepatuhan, terlalu banyak melontarkan kritik pada anak. Pola perilaku yang mampu mendorong bakat kreatifnya.
Kreativitas seseorang berkembang dipengaruhi oleh krusektor-faktor internal (diri sendiri) dan eksternal (lingkungan). Faktor-faktor yang bersumber dari diri sendiri, seperti kondisi kesehatan fisik, tingkat kecerdesan (IQ), dan kesehatan mental.

Sementara faktor lingkungan yang mendukung perkembangan kreativitas yaitu:
a.       Orang tua atau pendidik dapat menerima anak apa adanya, serta memberi kepercayaan padanya bahwa pada dasarnya dia baik dan  mampu,
b.      Orang tua atau guru bersikap empati kepada anak, dalam arti mereka memahami pikiran, perasaan, dan perilaku anak,
c.       Orang tua atau pendidik memberi kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pendapatnya,
d.      Orang tua atau pendidik memupuk sikap dan minat anak dengan berbagai kegiatan yang positif, dan
e.       Orang tua atau pendidik menyediakan sarana prasarana pendidikan yang memungkinkan anak mengembangkan keterampilannya dalam membuat karya-karya yang produktif-inovatif.

4.      Ciri-ciri kreativitas anak
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki anak antara lain :
a.  Memiliki hasrat untuk mengubah hal-hal disekelilingnya menjadi lebih baik.
b.  Memiliki kepekaan, yakni mereka cendrung lebih terbuka dan tanggap terhadap sesuatu.
c.  Memiliki minat untuk menggali lebih dalam apa yang tampak di permukaan.
d. Mempunyai rasa ingin tahu yang sangat tinggi.
e.  Mendalam dalam berpikir.

Dari kreativitas anak adapun Aktivitas  untuk meningkatkan kreatifitas anak usia dini
Selain lingkungan kreatif, anak juga membutuhkan stimulus-stimulus lewat aktivitas yang bisa meningkatkan kreativitasnya. Aktivitas ini bisa dilakukan dengan peralatan sederhana yang ada di rumah/ sekolah, atau dengan persiapan yang lebih matang lagi.

Aktivitas-aktivitas yang bisa atau dapat  dilakukan anak-anak, seperti :
·         Menggambar dan melukis
Menggambar dan melukis adalah salah satu aktivitas yang sangat disukai anak. Seorang anak mulai menggambar dengan membuat lingkaran besar tanpa mengangkat krayon atau pensilnya dari atas kertas. Dan kemudian berkembang  dengan menggambar garis dan titik hingga akhirnya mampu membuat gambar yang “mempunyai arti”. Melukis dan menggambar membuat anak belajar koordinasi tangan-mata, mengembangkan imajinasinya, dan menyalurkan emosinya. Selain itu menggambar&melukis juga merupakan latihan yang baik dalam menghasilkan tanda di kertas, sesuatu yang diperlukan anak ketika belajar menulis.
Untuk mendukung aktivitas anak dalam melukis dan menggambar, orang tua dan guru dapat melakukan beberapa hal di bawah ini:
a.       Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan. Seperti cat air/minyak, kuas, pensil, krayon, kertas dll. jangan lupa, alat yang disiapkan harus aman untuk mereka.
b.      Biarkan mereka menggambar yang mereka mau, jangan contohkan gambar pada anak.
c.       Beri ruang untuk menggambar dan melukis. Jangan marahi anak jika ruangan menjadi berantakan ketika menjadi studionya.
d.      Beri pujian untuk semua gambarnya.
e.       Ajak anak untuk bercerita tentang gambarnya.
f.       Buat  variasi aktivitas agar anak tak bosan, misalnya menggambar dengan jari, dengan ditiup, cetakan dll.
g.      Setelah melakukan aktivitas, ajak anak merapikan kembali peralatannya

·         Kerajinan tangan
Kerajinan tangan melibatkan aktifitas yang lebih rumit dari melukis Karena melibatkan beberapa aktifitas seperti merencanakan, merangkai, merobek, memotong, dan  merekat. Dari aktifitas ini anak belajar merancang sesuatu, merangkaikan sesuatu, mengembangkan imajinasinya, konsentrasi, dan menjalani proses. Kegiatan ini juga akan membantu anak belajar mengelola emosinya.
Untuk mendukung aktivitas anak dalam kerajinan tangan, orang tua dan guru dapat melakukan beberapa hal di bawah ini:
a.       Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan, seperti kertas warna, gunting, penggaris, lem dll. Jangan lupa, alat yang disiapkan harus aman untuk mereka.
b.      Kondisikan ruangan, jangan sampai anak-anak mengambil material dari barang-barang yang bukan seharusnya. Misalnya : mengambil kain dari taplak meja bunda, atau mengambil kertas dari berkas kerja ayah.
c.       Temani mereka dalam melakukan aktivitas ini.
d.      Diawal, kita harus memberikan contoh dalam beberapa aktivitas. Misal bagaimana menggunting yang benar, merekatkan dll. Setelah itu kita bisa “melepas” mereka melakukannya sendiri.
e.       Biasanya anak akan menggunakan hasil kerajinan yang dibuat, puji hasilnya.
f.       Jika ia memberikan hadiah itu ke kita, segera gunakan. Berikan ucapan terima kasih dan pujian.
g.      Setelah melakukan aktivitas, ajak anak merapikan kembali peralatannya

·         Musik dan lagu
Anak sangat senag ataupun menyenangi musik dengan mendengarkannya, bergerak mengikuti alunan musik, mengikuti lagu dan memainkan alat musik sederhana (perkusi dll). Aktivitas ini termauk ketika anak melakukan ketukan pada benda-benda di sekitarnya. Dari musik anak belajar untuk menikmati musik sederhana dan mendengarkan, menyesuaikan pola bernapas dengan suatu aktivitas, mengekspresikan emosi atau perasaan dengan musik, memahami bahwa musik adalah aktivita sosial yang membuat kita merasa dekat dan masuk kedalam kelompok social, memainkan perkusi membuat anak dalam kendali, dan menghargai dan memberi tanggapan pada irama.
Untuk mendukung pengembangan kreativitas anak lewat musik, orang tua dapat melakukan:
a.       Memperdengarkan musik pada anak-anak sejak dini
b.      Biarkan mereka tahu jika anda juga suka musik
c.       Mengetuk jari di meja atau bertepuk tangan mengikuti irama lagu
d.      Jika kita bisa bermain musik, ajak anak bermain bersama kita.
e.       Ajak anak bernyanyi lagu-lagu dengan dengan irama sederhana, gerakan akan membantu anak mengingat lagunya.
f.       Ajak anak membuat alat musik sederhana dari daun,gelas, toples dan benda-benda lain di rumah

·         Menari
Perdengarkan lagu pada anak, maka ia akan bergerak mengikuti irama lagu. Anggukan kepala, badan yang meliuk ke kanan dan ke kiri atau melompat merupakan ekspresi yang biasa muncul ketika anak mendengarkan musik. Dengan menari, anak akan belajar menggunakan badannya untuk mengintrepretasikan musik dan mengekspresikan dirinya,memikirkan berbagai jenis musik berbeda, belajar bahwa musik terdiri not yang tinggi dan rendah, mendengarkan dengan seksama dan memperhatikan rincian, mengenali irama, dan bergerak serta bernapas siring dengan irama.

Orang tua dapat melakukan beberapa hal untuk mendorong kreativitas anak dalam menari :
a.       Ajak anak menari bersama
b.      Biarkan anak mengekspresikan tariannya, jangan komentari dengan komentar negatif.
c.       Ajak anak menari dengan lagu-lagu yang berbeda-beda, dari rock hingga lagu yang “sendu”.
d.      Beri “alat musik” untuk anak mainkan sambil menari

·         Bermain peran
Selain imajinatif, anak adalah peniru yang baik. Ia akan menirukan banyak hal yang ia lihat, dengar dan alami. Tak heran, anak akan memerankan peran-peran tersebut ketika bermain. Dengan  imajinasi dan pengalamannya ia akan menciptakan dunianya sendiri. Ia bisa bermain peran dengan menirukan pekerjaan orang dewasa (dokter, polisi, dll), menirukan pengalamannya (liburan,sekolah dll), tokoh idolanya (superman, batman dll) atau kejadian sehari-hari (memasak, mencuci dll). Biasanya anak laki-laki akan bermain di dunia tradisionalnya seperti bermain mobil-mobilan, sebagai pemadam kebakaran atau pembalap. Sedangkan anak perempuan sering bermain dengan yang lebih “halus”, seperti menjadi ibu, guru, perawat atau dokter.
Dari aktivitas ini, anak akan belajar menuturkan cerita, memahami berbagai peran yang ada, memahami berbagai konsep yang ada (misal tentang uang dll), mengatasi masalah emosinya, dan juga mengajarkan anak untuk bekerjasama.
Dalam mengembangkan kreatifitas dalam bermain peran, anak akan membutuhkan peran orang tua, seperti :
a.       Menyediakan peralatan yang dibutuhkan, seperti boneka, mobil-mobilan atau kostum.
b.      Membantu anak membuat peralatan bermainnya, misal membuat ninja dari sarung atau membuat mahkota untuk tuan putri.
c.       Ikut bermain, misalnya orang tua berperan menjadi murid ketika anak berperan sebagai guru.
d.      Perkaya pengetahuan anak, lewat cerita, video atau pengalaman lapangan

·         Bercerita
Bangsa kita adalah bangsa penutur, kita terbiasa menuturkan sesuatu yang kita alami pada orang lain. Begitupun anak-anak, mereka suka sekali bercerita tentang apapun. Apa yang mereka lihat, rasakan, dengar dan alami akan mereka ceritakan. Dari aktivitas bercerita anak akan belajar mendengar dan menyerap informasi, merangkai kata, belajar membuat cerita dan menceritakannya, selain itu anak juga belajar mengekspresikan apa yang ia rasakan dan yang ia inginkan.
Adapun yang dapat dilakukan orang tua
a.       Bercerita pada anak. baik dongeng atau kejadian sehari-hari. Medianya bisa lewat buku, album keluarga, boneka atau hanya cerita saja.
b.      Perkaya cerita anak dengan buku, video dan pengalaman.
c.       Sediakan media untuk anak bercerita. Bisa berbentuk mainan, boneka atau buku.
d.      Pancing anak bercerita dengan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya bukan ya atau tidak.
e.       Jangan potong cerita anak
f.       Biarkan anak mencampurkan imajinasinya dengan kejadian sebenarnya.

Cara orang tua untuk  bercerita pada anak:
a.       Selektif ketika memilih cerita!, banyak cerita yang tidak cocok untuk anak. Seperti sangkuriang atau kancil pencuri.
b.      Ketika bercerita, tempatkan anak dalam posisi “aman”. Seperti di pangkuan, pelukan atau di sebelah anak.
c.       Ketika melakukan “read aloud”, biarkan anak ikut “membaca” buku tersebut. Kita membantunya dengan menunjuk bacaan.
d.      Perubahan intonasi, ekspresi wajah dan suara akan membuat cerita semakin menarik.
e.       Penggunaan media seperti boneka dan buku akan membuat anak lebih mudah mencerna cerita.
f.       Bahas nilai-nilai yang ada dalam cerita

·         Percobaan “ilmiah”
Anak-anak mungkin belum mampu berpikir secara logis atau mengevaluasi sesuatu. Namun mereka telah memenuhi standar sebagai seorang ilmuwan hebat, mereka adalah pengamat yang baik dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Dari percobaan ilmiah, anak akan belajar mengamati sesuatu dengan seksama,  membedakan perbedan-perbedaan kecil, mengklasifikasikan dan mengelompokkan. Percobaan ilmiah akan mengajarkan pada anak untuk menyelidiki sebuah pertanyaan “mengapa” hingga menemukan jawabannya.
Untuk mengembangkan kreativitas anak dalam percobaan ilmiah, orang tua dan guru dapat melakukan:
a.       Mulai dari kejadian dan fenomena yang terdapat di sekitar anak. Misal serangga di kebun atau air di gelas.
b.      Pastikan peralatan yang digunakan aman untuk anak.
c.       Dorong anak untuk menemukan jawaban dari pertanyaannya dengan menJawab pertanyaan anak dengan pertanyaan kembali.
d.      Orang tua dan guru harus punya banyak referensi untuk menjelaskan fenomena yang ada.

·         Bertualang
Anak-anak suka dengan sesuatu yang baru. Bertualang keluar dari “zona amannya” merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi anak. Bertualang bisa dengan berkemah, jalan-jalan ke alam atau hanya mengajak anak naik kereta atau bus. Dengan bertualang, anak akan belajar memahami perbedaan, mengetahui dunia di sekitarnya, dan mengamati sesuatu dengan seksama. Anak juga akan belajar untuk bertanya pada orang lain dan mencari sumber-sumber informasi dari berbagai sumber.
Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dan guru dalam mengajak anak bertualang ialah;
a.       Rancang petualangan agar seru dan menyenangkan. Membuat cerita akan membuat petualangan lebih menyenangkan.
b.      Dorong anak untuk bertanya dan berinteraksi dengan orang lain, misal bertanya pada masinis kereta api.
c.       Ajak anak mencari informasi dari sumber-sumber yang ada di sekitarnya, misalnya rambu jalan atau gambar-gambar.
d.      Ajak anak untuk mengamati fenomena yang terjadi selama petualangan.
e.       Ajak anak untuk bercerita pengalamannya dalam bertualang.

·         Memasak
Selama ini, masyarakat beranggapan bahwa memasak hanya untuk wanita. Selain itu masyarakat masih beranggapan bahwa dapur adalah daerah berbahaya untuk anak-anak. Padahal memasak adalah salah satu aktivitas yang menarik dan menyenangkan untuk mengembangkan kreativitas  anak. Aktivitas Memasak termasuk mengaduk, menakar bahan, membuat adonan, hingga menghias dan menyajikan makanan. Memasak akan membuat anak belajar berkreasi dengan makanan, mengikuti perintah sederhana, belajar mengukur dan menakar, membantu orang lain, bekerjasama dengan orang lain, melakukan sebuah proses,dan mengamati serta memperhatikan rincian. Memasak juga akan membuat anak bangga akan hasil pekerjaannya.
Untuk mengembangkan kreativitas anak dalam memasak, Orang tua dan guru dapat melakukan:
a.       Jelaskan dulu proses yang akan dikerjakan.
b.      Jelaskan apa yang boleh anak-anak kerjakan.
c.       Pastikan anak-anak tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya seperti pisau tajam atau panci panas.
d.      Perkaya menu yang ada.
e.       Mulai dari kegiatan sederhana, misalnya menyiapkan salad.
f.       Ajak anak merapikan kembali barang-barang yang telah digunakan

·         Berkebun
Kebun, merupakan tempat favorit untuk anak-anak. Di kebun anak bisa belajar, bermain dan melakukan hal-hal kotor (bermain tanah, air dll). Berkebun juga bukan berarti sekolah atau rumah harus mempunyai halaman yang luas, berkebun bisa dilakukan di pot di sudut rumah. Dengan  berkebun akan belajar mengamati dengan seksama, belajar proses dan mencoba hal-hal baru.
Untuk mengembangkan kreativitas anak dengan berkebun, Orang tua dan guru dapat melakukan:
a.       Biarkan anak ketika kotor, namun jangan lupa untuk mengajaknya membersihkan diri setelah aktivitasnya selesai.
b.      Ajak anak mengamati proses yang ada, misal pertumbuhan tanaman.
c.       Ajak anak mengamati apa yang terdapat di kebun. Misalnya tanaman apa saja, dan hewan yang ada
d.      Beri anak tanggung jawab dalam mengelola kebunnya.
Selain aktivitas-aktivitas diatas, Masih banyak aktivitas lain yang bisa dilakukan untuk meningkatkan dan mengembangkan kreativitas anak. Aktivitas-aktivitas yang telah disebut diatas juga bisa saling melengkapi satu sama lain, tergantung pada kreasi  orang tua dan guru dalam mengembangkannya. Selain itu yang perlu diperhatrikan oleh orang tua dan guru adalah membuat perencanaan aktivtas apa yang akan dilakukan untuk mengembangkan kreatiivitas anak.


0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar